Kehidupan. Satu kata yang mungkin banyak sekali maknanya, setiap orang mungkin memiliki pendapatnya masing-masing. Tentang apa arti kehidupan, bagaimana cara menjalani kehidupan, dan apa hal yang ingin dicapai dikehidupannya sendiri. Dan saat ini, saya, laki-laki berumur 19 tahun, sama sekali belum mengerti apa arti kehidupan.
Saat ini, saya benar-benar bingung apa arti kehidupan, dan kebahagiaan, serta tujuan menjalani hidup. Banyak sekali kutipan-kutipan di internet, di buku-buku novel dan motivasi, atau ceramah dari para ahli kehidupan, yang menjelaskan apa itu arti sebuah hidup. Lalu kebahagiaan, serta tujuan hidup, banyak pula yang menjelaskannya di berbagai media. Tapi, saya, tidak mengerti dan sama sekali tidak mengerti apa yang mereka bilang. Secara kalimat, mungkin saya memahami, tapi, untuk paham, tidak sama sekali.
Saat ini, saya di tengah kebingungan. Tidak tahu apa arti kehidupan, tidak mengerti bagaimana menjalaninya, apa yang membuat diri ini bahagia, dan apa yang ingin saya capai, saya tidak mengetahuinya.
Banyak yang bilang, manusia diciptakan di bumi untuk menjadi seorang khalifah, atau seorang pemimpin dunia. Tapi, untuk diri sendiri pun, saya belum bisa mengontrol diri. Saya susah bangun subuh dan melaksanakan ibadah. Saya tahu merokok itu buruk bagi kesehatan, tapi, sampai tulisan ini diketik pun saya masih menghisap rokok. Bagaimana ingin menjadi seorang khalifah di bumi, menjadi seorang pengendali untuk diri sendiri pun belum bisa? Saya tidak mengerti.
Lalu saya pernah mendengar, jalani hidup dengan sederhana saja, jangan neko-neko, santai, jangan dibuat ribet. Tapi, saya sama sekali tidak mengerti kata-kata tersebut. Melihat seorang ahli agama, contohnya, mereka pasti hidup dengan tidak santai. Harus menghafal sebanyak-banyaknya tentang agama di kitab suci, harus menjalani setiap firman Tuhan yang tertulis. Bukan kah itu sangat ribet dan tidak sederhana?
Lalu saya pernah bertanya kepada teman yang sangat akrab, dengan bahasa yang santai saya bertanya, "Apa kamu punya cita-cita? Sebenarnya, apa yang ingin kamu capai dikehupan ini? Mengapa kamu rela menghabisi tenaga yang kamu punya untuk belajar? Mengapa lulus kuliah dengan nilai tertinggi itu sangat penting bagimu? Mengapa kamu dengan kerasnya berusaha untuk menjadi mahasiswi terbaik?". Dia menjawab dengan sederhananya, "Aku ingin membuat orang tuaku bahagia. Aku ingin membuat orang tuaku bangga mempunyai anak sepertiku". Jawaban seperti itu, membuatku bingung kembali.
Membuat orang tua bahagia, mungkin itu alasan yang sangat bagus untuk menjadi sebuah tujuan hidup. Tapi untukku, sekali lagi, membuat diri ini bingung. Jujur, saya tidak naif, membuat orang tuaku bahagia, bukan alasan yang membuat diri ini senang. Contohnya saja, ketika saya pulang ke rumahku di Jakarta, dimana orangtuaku tinggal disana, saya lebih banyak main di luar daripada diam di rumah untuk mengobrol dengan orang tua, atau membantu pekerjaan rumah. Ya, jujur saya bahagia, ketika upah dari bekerja selama sebulan di Bogor bisa bermanfaat untuk keluarga. Saya sering transfer uang untuk keluarga, sekedar membantu, itu membuatku sangat bahagia. Tapi sekali lagi, mengapa jika saya pulang ke rumah orangtua, saya lebih memilih untuk main dengan teman-teman daripada menghabiskan waktu dengan keluarga. Apa saya lebih memilih teman daripada keluarga? Itu artinya, kebahagiaan orangtua bukanlah tujuan utama untuk menjalani hidup?
Oh, saya merasa diri ini sangat payah. Di umur yang sudah bukan anak-anak lagi. Saya tidak mengerti apa-apa.
0 komentar